Wacana Ilmu - Maulidur Rasul




DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PEMURAH LAGI MAHA PENYAYANG. Alhamdulillah, Segala Puji bagi ALLAH SWT, Tuhan sekalian Alam. Selawat dan Salam ke atas Junjungan Besar Baginda Rasulullah SAW, penghulu seluruh Nabi, penghulu seluruh Rasul, pembawa berita gembira dan pembawa Rahmat bagi seluruh alam. Semoga kita dibangkitkan di hari akhirat bersama Nabi kita, Sayyidina Maulana Muhammad Bin Abdullah At-Toha Al-Ummiy dan semoga kita mendapat naungan Syafaat daripada penghulu kita di hari penghisaban kelak. Amiin. Salam ke atas seluruh Ahli Bait Rasulullah SAW dari awal hingga akhir, terutama buat Imam Akhir Zaman kita, Sayyidina Maulana Al-Imam Muhammad Bin Abdullah Al-Mahdi. Serta salam buat seluruh para Sahabat Nabi RadiAllahu Anhum Ajmain dan sekalian para WaliAllah dan Alim Ulama' yang HAQ pewaris Nabi SAW. Al-Fatihah...


PENDAHULUAN


Pada bulan Rabiul Awal ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, umat Islam di berbagai belahan dunia, kembali akan memperingati hari kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW. Mengapa umat Islam merasa perlu untuk memperingati hari kelahiran Nabi, padahal seperti umumnya kita ketahui Nabi SAW tidak memerintahkannya?


Ada beberapa versi sejarah mengenai bila maulid Nabi mula diperingati orang. Sayyid Rasyid Ridha, misalnya, mengatakan bahwa orang pertama yang mengadakan pertemuan untuk membacakan sejarah maulud (kelahiran) Nabi adalah salah satu dari raja Syakas di Mesir. Menurut beberapa keterangan lainnya, orang pertama yang mengadakan maulud di Mesir adalah kekhalifahan Fathimiyyah. Namun ada juga pandangan lain yang menyatakan bahwa perhatian terhadap hari-hari besar, telah dimulai sejak masa Nabi SAW, oleh Rasulullah SAW sendiri.
Apapun versi yang kita ikuti barangkali tidak terlalu penting untuk diperdebatkan. Namun, ada sau hal yang kiranya perlu kita tekankan dan kedepankan, bahwa kelahiran Nabi sesungguhnya merupakan salah satu rahmat terbesar yang telah dilimpahkan Allah SWT atas alam dan umat manusia keseluruhannya.

MANUSIA RAHMAT


Allah Swt menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus sebagai "Rahmat bagi sekalian alam" (QS Al-Anbiya, 21 : 107).


Annemarie Schimmel dalam buku ‘Dan Muhammad Adalah Utusan Allah,’ mengatakan: "Kalimat-kalimat Al-Qur’an semacam itu merupakan dasar bagi pemuliaan Muhammad yang jauh melampaui penghormatan yang biasanya diberikan kepada seorang Nabi, dan bahkan kini kaum Muslim yang taat tidak akan pernah menyebutkan sesuatu yang dimiliki oleh atau berkaitan dengan Nabi tanpa menambahkan atribut syarif (mulia)." Apa yang diungkapkan Schimmel itu amat menggugah hati dan keingin tahuan lebih mendalam tentang peribadi Rasul mulia itu. Di samping ayat yang dikutip di atas, bertebaran ayat-ayat lain di dalam Al-Qur’an yang menunjukkan ketinggian peribadi dan kemuliaan akhlak Nabi SAW. Salah satu ayat paling popular yang sering dibaca orang dalam berbagai kesempatan adalah:

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat berselawat ke atas Nabi. Hai orang-orang yang beriman, ucapkanlah selawat dan salam kepadanya dengan sempurna." (QS Al-Ahzab, 33 : 56).

Salah satu makna selawat adalah "rahmat". Jadi, ketika Allah berselawat kepada Nabi mengandung arti bahwa Dia senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada Nabi. Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW dapat disebut sebagai "manusia rahmat", karena dalam dirinya selalu tercurah rahmat Allah SWT dan kemudian rahmat tersebut Dia sebarkan bagi seluruh umat manusia. Sehingga, dengan demikian, layaklah kalau beliau disebut sebagai pembawa "rahmat bagi semesta alam."


Sementara itu, agar manusia dapat menyerap rahmat Nabi SAW, tidak ada jalan lain kecuali dengan mencintai dan mengikuti teladan beliau. Untuk menanamkan kecintaan kepada Nabi SAW, maka kita pun diperintahkan pula oleh Allah SWT untuk berselawat kepadanya. Jadi, shalawat atas Nabi SAW merupakan sarana bagi kita untuk menerima curahan rahmat Allah SWT sebagai konsekuen dari keImanan kepada Allah SWT dan Nabi-Nya. Adapun rahmat terbesar yang diberikan Allah SWT kepada Nabi SAW dinyatakan dalam firman-Nya:

"Dan kamu tidak pernah mengharap agar Alquran diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah kamu sekali-kali menjadi penolong bagi orang-orang kafir." (QS Al-Qashash, 28 : 86).

Jadi, kecintaan kita kepada Nabi SAW agar memperoleh rahmat Allah SWT, pertama-tama harus ditujukan kepada kecintaan dan keterikatan kita pada Al-Qur’an. Dan, untuk dapat mengikuti Al-Qur’an mestilah mengikuti Nabi SAW. Karena, seperti dinyatakan dalam hadis, akhlak Nabi SAW adalah Al-Qur’an. Ini mengandung erti bahwa seluruh keperibadian Nabi merupakan gambaran hidup dari Al-Qur’an, dan dengan demikian ini merupakan bentuk konkrit dari pengamalan ajaran Islam.


Berikutnya, kecintaan kepada Nabi dan risalah yang di bawahnya harus di ikuti dengan kecintaan kepada keluarga Nabi (Ahlul Bait). Allah SWT berfirman, "Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Tidaklah aku meminta upah atas seruanku, melainkan kecintaan kepada keluargaku.’" (QS Asy-Syura, 42 : 23).


Ahlul bait Nabi merupakan pasangan dari Al-Qur’an. Kesucian mereka dijamin oleh Allah SWT (QS 33:33), sehingga mereka menjadi kayu ukur dalam pengalaman ajaran Al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW. Oleh karena itulah Nabi SAW bersabda: "Cintailah Allah atas limpahan nikmat-Nya kepadamu. Cintailah aku karena kecintaanmu kepada Allah. Dan cintai Ahlil Bait-ku karena kecintaan kepadaku." (Bihar Al-Anwar 70: 14).


Mengkomentar akan hadis ini, Jalaluddin Rahmat dalam bukunya, "Membuka Tirai Keghaiban: Renungan-renungan Sufistik" mengatakan, "Inilah logika kecintaan yang agung. Dari kecintaan kepada Allah, kita mencintai Rasulullah SAW. Dari kecintaan kepada Rasulullah SAW, kita mencintai keluarganya. Dari kecintaan kepada keluarganya, kita akan mencintai apa yang mereka cintakan."


Al-Qur’an dan Ahlul bait adalah dua rahmat Allah SWT yang ditinggalkan Nabi SAW kepada kita untuk dijadikan pegangan hidup yang akan menuntun manusia pada jalan keselamatan. Melalui Al-Qur’an kita dapatkan kebenaran ajaran dan risalah Ilahiah yang dibawa Rasulullah SAW, dan melalui Ahlul bait Nabi kita dapatkan contoh nyata penerapan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW secara benar dan konsisten.


Dengan demikian, erti dan makna Maulid Nabi SAW bagi umat Islam adalah sebagai sarana untuk memupuk dan menanamkan kecintaan kepada Nabi SAW dengan mengingat kembali sejarah perjuangan beliau dan menteladani akhlak serta keperibadian beliau, melalui dua pusaka yang ditinggalkannya iaitu Al-Qur’an dan Itrah Ahlul Bait.


Di dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: "Aku adalah orang yang pertama sekali memohon Syafa`at dan aku adalah orang yang pertama kali diterima Syafa`atnya oleh Allah SAW." Lihatlah di dalam hadis ini! Rasulullah SAW mengajar agar kita menjalin hubungan dengannya, menjalin hubungan yang erat dengan Rasulullah SAW. Dahulu para sahabat berkumpul yang dalam perkumpulan itu para sahabat mengingat Allah SWT, mereka berkumpul mengingat Nabi Muhammad SAW, mengingat orang-orang yang dimuliakan oleh Allah.


Lihat keadaan kaum muslimin sekarang, berbeza dengan keadaan para sahabat Rasulullah SAW, kaum muslimin di zaman kita berkumpul mengingati orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, menyebut nama-nama orang yang hina di sisi Allah SWT, sehingga betapa banyak kaum muslimin yang terpengaruh dengan pemikiran barat, pemikiran orang-orang yang tidak pernah sujud kepada Allah SWT. Kewajiban kita kaum muslimin adalah kita menyuburkan keimanan di dalam hati kita, kita tingkatkan keimanan kepada Allah SWT dan tanamkan pada hati-hati kita bahawa kemuliaan hanya milik Allah SWT dan Rasulullah SAW, keagungan hanyalah milik Allah SWT dan RasulNya. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an: "Kemuliaan, keagungan adalah milik Allah, milik Rasulullah dan milik mereka yang beriman kepada Allah. Adapun mereka orang-orang munafiqin tidak mengetahui kalau kemuliaan adalah milik Allah."


Oleh kerana itu wahai saudara-saudari ku!! Mari kita agungkan Allah SWT, kita agungkan mereka orang-orang yang di agungkan Allah SWT, muliakanlah orang-orang yang di muliakan oleh Allah SWT. Kewajiban kita mengagungkan Allah SWT, mengagungkan Rasulullah SAW, mengagungkan para sahabat Rasulullah SAW, mengagungkan para Auliya` Allah.

Disebutkan ketika pada suatu hari para sahabat berkumpul, mereka menyebut tentang keistimewaan para Nabi-Nabi yang terdahulu. Beberapa dari mereka mengatakan: "Lihatlah Nabi Ibrahim yang dijadikan oleh Allah sebagai Khalilullah." Maka beberapa sahabat yang lain mengatakan: "Tapi lihat Nabi Musa yang lebih agung yang dijadikan oleh Allah sebagai kalimullah, orang yang bicara langsung dengan Allah." Beberapa lagi mengatakan: "Lihat Nabi Isa a.s. yang dijadikan oleh Allah sebagai Ruhullah sebagai Kalimatullah!" Beberapa lagi mengatakan tentang Nabi Adam yang diciptakan oleh Allah secara langsung.


Ketika mereka sedang menyebutkan keistimewaan para nabi yang terdahulu, datang kepada mereka Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam, ketika Nabi Muhammad SAW datang pada mereka dan mengucapkan salam kepada mereka, Rasulullah mengatakan kepada mereka: "Wahai para sahabatku, kalian berkumpul pada saat ini menyebutkan tentang keistimewaan para nabi utusan-utusan Allah, kalian mengatakan bahawa Nabi Ibrahim adalah Khalilullah dan memang demikian Nabi Ibrahim adalah Khalilullah. Dan kalian menyebutkan bahawa Nabi Musa adalah Kalimullah, Nabi yang berbicara langsung dengan Allah, yang bermunajat langsung dengan Allah, dan memang demikian adanya Nabi Musa sebagai Kalimullah. Dan demikian pula dengan Nabi Isa dan Nabi Adam, yang mereka adalah orang yang mulia di sisi Allah `Azza wa Jalla." Kemudian Nabi mengatakan kepada mereka: "Dan ketahuilah wahai para sahabatku bahwa aku adalah Habibullah, aku adalah kekasih Allah, aku adalah orang pertama yang akan memberikan syafa`at kepada umat manusia di hari kiamat nanti, aku adalah orang yang termulia dari semua makhluk yang diciptakan Allah, aku adalah nabi pertama yang akan memasuki Syurga dan bersamaku orang-orang Fuqara` dari kalangan orang-orang mukminin (orang-orang yang beriman kepada Allah)."


Lihatlah Rasulullah SAW, bagaimana beliau mengajarkan kita agar kita menjalinkan hubungan dengannya, agar kita selalu menguatkan hubungan dengan Rasulullah SAW. Allah dan RasulNya lebih pantas kita agungkan, lebih pantas kita muliakan kalau memang kita beriman kepada Allah dan Rasulullah SAW.


Keputeraan Baginda Nabi Muhammad SAW


Adapun nasab keturunan Baginda SAW adalah: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutalib bin Hashim bin Abdul Manaf bin Qusai bin Kilab bin Murra bin Kaab bin Lu’ay bin Ghalib bin Firr bin Malik bin Al-Nadr Al-Quraysh bin Kinana bin Kuzayma bin Mudrika bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Mu’ad bin Adnan bin Udad bin Muqawwan bin Nahur bin Tayrah bin Yashjub bin Nabet bin Nabi Allah Ismael ‘Alaihis Salam bin Nabi ‘Allah Alaihis Salam dan seterusnya hingga ke Nabi Allah Adam ‘Alaihis Salam.


Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun Gajah iaitu tahun tentera Abrahah melanggar masuk untuk menyerang dan menawan kota Makkah. Namun percubaan untuk menawan Kaabah ini menemuni jalan kegagalan apabila Allah Taala menghantar sekumpulan burung Ababil untuk memusnahkan angkatan tentera Abrahah itu dalam sekelip mata sahaja. Mengikut pendapat yang paling hampir bahawa Baginda SAW telah dilahirkan pada 12 Rabiul Awal tahun itu (terdapat juga beberapa pendapat lain lagi).


Baginda SAW adalah seorang yatim ketika dilahirkan. Bapanya wafat ketika usia Baginda SAW dua tahun dalam kandungan ibunya. Setelah dilahirkan, Baginda SAW dipelihara oleh datuknya Abdul Mutalib kemudian disusukan oleh Halimah binti Abi Zuwaib dari puak Bani Saad Bakri.


Kampung Bani Saad pada ketika itu mengalami kemarau yang teruk. Setelah sampai Nabi Muhammad SAW untuk menyusu maka kampung tersebut berubah daripada sebuah kampung yang tandus kepada sebuah kampung yang subur lagi menghijau. Di kampung ini jugalah Baginda SAW telah dibedah perut oleh malaikat ketika usia baginda lima tahun. Ini adalah di antara keberkatan dan mukjizat baginda SAW yang telah dikurniakan oleh Allah Ta’ala.


Ibu Baginda SAW telah wafat ketika usia baginda enam tahun. Ini menyebabkan baginda SAW menjadi yatim piatu. Kemudian baginda dipelihara dan dididik pula oleh datuknya Abdul Mutalib sehingga usia baginda lapan tahun. Setelah datuknya meninggal dunia baginda dipelihara oleh bapa saudaranya Abu Talib.


PANDANGAN ULAMA TERHADAP MAULID


Pendapat Pertama:

Merayakan Maulidul Rasul adalah haram.


Pendapat Kedua:


Perayaan sambutan Maulidur Rasul adalah boleh.

ANTARA HUJJAH PENDAPAT YANG MEMBOLEHKAN


Di sini saya tidaklah bercadang untuk menyatakan kedua-dua hujjah (yang membolehkan dan yang mengharamkan) akan tetapi saya cuma mendatangkan hujjah dari pihak yang membenarkan sahaja. Ini kerana saya berpegang dengan pendapat yang mengatakan sambutan Maulidur Rasul adalah boleh selagimana tidak terdapat perkara-perkara mungkar di dalamya. Di sini saya bawakan beberapa hujjah yang menyokong kenyataan saya ini:


Pertama:


Al-Hadis bermaksud:


Diringankan Abu Lahab pada tiap-tiap hari Isnin dengan sebab dia membebaskan hambanya Thaubiyah kerana menggembirakannya dengan kelahiran Al-Mustafa SAW.


(Riwayat al-Bukhari). (Kitab Fathul Bari Syarah Sahih Bukhari karangan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani pada jilid 9 kitab al-Nikah muka surat 43 dan 48 ada menyatakan hadis seperti di atas. Kitab Manhaj al-Salaf Fi Fahmi al-Nusus Bayan al-Nazariyyah Wa Al-Tatbiq karangan al-Muhaddith Syeikh Dr. Al-Sayyid Muhammad bin Al-Sayyid Alawi Al-Maliki tidak ada bersama saya sekarang (kerana kawan saya pinjam) jadi saya tidak dapat menunjukkan muka surat kitab ini. Namun kitab Mafahim Yajibu An Tusahhah karangan Al-Muhaddith Syeikh Dr. Al-Sayyid Muhammad bin Al-Sayyid Alawi al-Maliki juga ada menyatakan dan menerangkan perkara ini (status hadis ini) pada muka surat 255 dan 256).


Kegembiraan seorang penentang Islam di atas kelahiran Rasulullah SAW dapat meringankan siksanya di neraka pada setiap hari Isnin. Jika orang kafir yang di neraka juga diringankan siksanya kerana kegembiraan menyambut kelahiran baginda SAW maka apatah lagi orang Islam yang bergembira dengan kelahiran Rasulullah SAW.


Kedua:


Rasulullah SAW sendiri membesarkan hari kelahirannya serta mensyukuri segala nikmat pemberian Allah Ta’ala ke atas Baginda pada hari tersebut. Semua ini dilahirkan melalui ibadat puasa sunat baginda SAW pada setiap hari Isnin.


Dari Abu Qatadah bermaksud:

Sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Isnin. Baginda menjawab: Padanya aku dilahirkan dan padanya diturunkan (Al-Qur’an) ke atasku.

(Riwayat Muslim).

Ketiga:
Bergembira dengan Rasulullah SAW adalah dituntut.
Firman Allah Ta’ala bermaksud:

“Katakanlah dengan kelebihan Allah dan rahmatNya maka demikian hendaklah mereka bergembira.” (Surah Yunus: Ayat 58).

Allah Taala menyuruh kita supaya bergembira dengan rahmatNya maka Rasulullah SAW adalah sebesar-besar rahmat.

Firman Allah Ta’ala bermaksud:
Dan tidaklah Kami utuskan kamu kecuali sebagai rahmat kepada sekalian alam.” (Surah Al-Anbiya: Ayat 107).

Keempat:
Maulidur Rasul akan menganjurkan kita untuk sentiasa berselawat dan salam yang sangat dituntut ini kepada baginda SAW.

Firman Allah Ta’ala bermaksud:

Sesungguhnya Allah dan malaikatNya berselawat (memberi segala penghormatan dan kebaikkan) kepada Nabi (Muhammad S.A.W), wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan yang sepenuhnya.” (Surah al-Ahzab: ayat 56).

Kelima:
Sambutan maulid adalah satu amalan baik yang diterima ulama dan umat Islam di serata tempat. Ia dilakukan di setiap penjuru dunia dan ia tentulah dituntut berdasarkan kaedah yang telah diterima pakai dari sebuah hadis Ibnu Masud:
Apa yang dilihat umat Islam baik maka ia juga baik di sisi Allah dan apa yang dilihat umat Islam buruk maka ia juga buruk di sisi Allah. (Riwayat Ahmad).
ANTARA PENDAPAT ULAMA MENGENAI MAULID

Imam Jalaluddin Al-Sayuti (Lihat kitab: Husnul Maqsad Fi Amal Maulid).
Beliau ditanya tentang hukum perayaan Maulid pada bulan Rabiulawal: Apakah orang yang merayakannya mendapat pahala? Beliau menjawab: Perayaan Maulid pada hakikatnya ialah mengumpulkan kebanyakkan orang untuk membaca beberapa ayat Al-Qur’an. Kemudian menjelaskan jalan-jalan dakwah sejak mula diutuskannya Rasulullah SAW. Acara itu diisi dengan menghidangkan makanan sebelum para hadirin kembali ke tempat masing-masing. Dengan tidak berlebihan saya katakan bahawa perayaan semacam itu tergolong dalam BIDAAH HASANAH yang bila dilakukan akan mendapat pahala. Mereka telah mengagungkan kedudukan Nabi SAW dan menyatakan kesyukuran mereka di atas kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai penghulu umat.

Ibnu Taimiyah (Lihat kitab: Iqtidha as-Shirath al-Mustaqin).

Berkata Ibnu Taimiyah: Memuliakan Maulid dan merayakannya setiap tahun seperti yang dilakukan oleh sesetengah orang akan mendapat ganjaran pahala daripada Allah Ta’ala kerana niatnya baik dan memuliakan Rasulullah SAW.

Terdapat ramai lagi ulama yang turut membolehkan sambutan Maulidur Rasul ini antaranya seperti: Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Al-Allamah Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Syeikh Muhammad Al-Khazraji, Al-Muhaddith Al-Allamah Syeikh Dr. Al-Sayyid Muhammad bin Al-Sayyid Alawi Al-Maliki, Syeikh Atiyah Saqar, Syeikh Prof. Dr. Yusof Al-Qaradhawi, Syeikh Prof. Dr. Ali Jumaah dan ramai lagi.
PERINGATAN PENTING

Kaedah Fiqhiyah menyatakan bermaksud:

Tidak boleh dibantah sesuatu hukum yang berlaku khilaf di kalangan fuqaha. Hanya yang boleh dibantah ialah perkara mungkar yang disepakati oleh para ulama di atas pengharamannya.

(Sila lihat kitab al-Asybah Wa al-Nazair Fi Qawaid Wa Furu Fiqh al-Syafiiyah karangan Imam Jalaluddin Al-Sayuti).

Maksud kaedah ini (di atas) secara lebih jelas ialah kita tidak boleh menafikan, membantah, atau menuduh bidaah lagi sesat dan sebagainya kepada orang lain yang memilih salah satu pendapat dalam perkara agama yang berlaku perselisihan pendapat ulama padanya. Malangnya jika dilihat fenomena hari ini terdapat segelintir golongan yang menceburi lapangan dakwah Islamiah menyanggah kaedah ini. Mereka dengan sewenang-wenangnya mengeluarkan perkataan yang kesat kepada orang yang berpegang dengan perkara khilafiyyah yang tidak sealiran dengan mereka dengan mengkafirkan, memfasiqkan dan membidaahkan golongan tersebut. Malah mereka hanya menyeru orang lain supaya memahami dan menerima pendapat mereka sahaja sedangkan mereka tidak melihat terlebih dahulu keadaan tempat dan suasana pada ketika itu. Inilah antara masalah terbesar yang menimbulkan banyak kesan negatif kepada umat Islam semenjak sekian lama.
PENUTUP

Suka saya mengambil kata-kata Al-Muhaddith Al-Allamah Syeikh Dr. Al-Sayyid Muhammad bin al-Sayyid Alawi Al-Maliki seperti berikut:

Bahawa sesiapa yang hendak menolak perayaan ini atau perhimpunan mengingati Maulidur Rasul atau merayakan kelahirannya atau kehidupannya pada musim tertentu dengan alasan para salaf tidak pernah melakukannya maka alasan itu bukanlah satu dalil yang boleh diterima bahkan ia tidak berdalil langsung.

Di sini saya ingin menyeru kepada semua umat Islam agar sentiasa mengingati serta mendalami sirah Baginda SAW dan mengambil pengajaran daripadanya. Sayangilah dan hormatilah baginda SAW.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيد...ٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ



*Maafkan pihak kami kerana lambat membuat sebarang posting terbaru di sini atas sebab-sebab yang tidak dapat dielakkan. Memandangkan Maulid Nabi hampir tiba, banyak hal-hal berkaitan yang perlu diuruskan dahulu. Jadi sekali lagi pihak bk.blogspot memohon 1001 kemaafan daripada semua pembaca blog ini diatas kelewatan artikel terbaru. Harap maklum.

Kredit Artikel diatas diberikan kepada:

1) Subhi Bani Alwiyyin
2) Muaz Takim
3) Isfahen Sheikh
4) Mutasawwif Sufi Al-Haq
5) Sofiuddin Al-Husaini
6) Sayyidi As-Syeikh Abdul Razak Al-Masri
7) Usrah As-Sakinah
Dan semua yang terlibat secara langsung atau tidak langsung.



-Catatan 'bradokapak'
Rabu, 9 Februari 2011, 11.31 malam.

2 comments:

  1. salam bradokapak

    alangkah bagus sekiranya artikel diatas dibuat bersiri...sebab nak baca sekaligus penat rasanya...sekadar pandangan...

    ReplyDelete
  2. Salam buat anon February 17, 2011 3:07 AM,


    Maafkan kami atas kelemahan kami. InsyaAllah, dimasa akan datang kami akan cuba utk memendekkan artikel kami. Sekiranya artikel itu panjang, akan kami usahakan agar ia menjadi bersiri.

    Terima kasih atas komen dan cadangan. Cadangan saudara diterima...


    Sekian. Salam Maulidur Rasul 1432H buat saudara dan seluruh pembaca...

    Wassalam.

    ReplyDelete